Adalah saat dimana aku ingin memelukmu, sekencang-kencangnya dan seerat-eratnya
Tanpa ada jarak, bahkan spasi yang memisahkan tubuhku yang membutuhkanmu
Berharap waktu membeku, hingga air mataku berhenti
Hanya memperlihatkan tetesan saja,
bukan linangan kepedihan yang mengalir deras
Tahukah kamu bahwa kita berdua adalah candu untuk satu sama lain?
Candu yang dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan kerusakan yang parah
Bukan fisik, bukan materi.. tapi hati dan kehidupan
Candu yang makin lama semakin nikmat; semakin membius
Hingga mampu menyamarkan antara realitas dan imajinasi
Tidak pernah dalam buku rencana hidupku mendapati pengalaman penuh warna
Hal menyenangkan, menyebalkan atau menyedihkan yang dilalui
Bukanlah salah satu harapan yang pernah lahir,
baik dipilih atau memilih menjalaninya
Semakin hari pengalaman ini selalu berhasil
Membuatku tercengang hingga rasanya sesak
Akan perubahan pada pemahamanku
Akan emosi baru yang timbul
Akan cerita yang tertoreh dalam garis takdirku
Tahukah kamu, ada malam yang berharap sapaanku akan menjadi penyemangatmu
Tahukah kamu, ada pundak yang berharap dapat menjadi senderanmu kala kamu ingin diam
Tahukah kamu, ada senyum yang disimpan untuk penghilang bosanmu
Tahukah kamu, ada murid yang merindu akan ajaranmu
Tahukah kamu, ada guru yang siap mendengar keluh kesahmu dan membagi pengalamannya
Tahukah kamu, ada keinginan untuk menjadi anti-tesamu?
Aku ingat, seorang pernah berkata,
"Berharaplah pada hal yang tidak diharapkan, maka hidupmu akan baik-baik saja"
Begitukah kita harus menghadapi hidup?
Apakah semudah itu?
Dan apakah itu mudah?
Saturday, December 15, 2012
Wednesday, December 5, 2012
Mereka yang membuatku iri
Tidak, aku tidak iri hati pada mereka yang kaya raya
Tidak pula aku iri pada mereka yang bertitle sarjana muda di usia belasan atau yang berpendidikan tinggi
Atau mereka yang memiliki paras indah, tubuh semampai, kulit sehat dan rambut hitam bak arang
Atau mereka yang luar biasa berprestasi hingga ke manca negara
Orang-orang yang paling membuatku iri adalah..
Mereka-mereka yang dengan keterbatasannya
Namun selalu bersyukur dengan keadaan apapun yang ada pada mereka
Mereka-mereka yang dengan mudahnya meraih bahagia tiap hari
Tanpa perlu dukungan materi atau orang lain
Mereka-mereka yang bertahan menjaga dunianya
Untuk bisa menyebarkan cinta pada orang-orang terdekat
Karena mereka memaknai syukur dalam hal-hal paling kecil
Karena mereka sadar hadirnya bahagia berasal dari dirinya
Karena mereka menjalani hidup bukan hanya untuknya, tapi orang lain
Saat mencapai itu, bukankah rasanya bahagia lebih mudah diraih?
Iya, aku iri..
Tidak pula aku iri pada mereka yang bertitle sarjana muda di usia belasan atau yang berpendidikan tinggi
Atau mereka yang memiliki paras indah, tubuh semampai, kulit sehat dan rambut hitam bak arang
Atau mereka yang luar biasa berprestasi hingga ke manca negara
Orang-orang yang paling membuatku iri adalah..
Mereka-mereka yang dengan keterbatasannya
Namun selalu bersyukur dengan keadaan apapun yang ada pada mereka
Mereka-mereka yang dengan mudahnya meraih bahagia tiap hari
Tanpa perlu dukungan materi atau orang lain
Mereka-mereka yang bertahan menjaga dunianya
Untuk bisa menyebarkan cinta pada orang-orang terdekat
Karena mereka memaknai syukur dalam hal-hal paling kecil
Karena mereka sadar hadirnya bahagia berasal dari dirinya
Karena mereka menjalani hidup bukan hanya untuknya, tapi orang lain
Saat mencapai itu, bukankah rasanya bahagia lebih mudah diraih?
Iya, aku iri..
Monday, December 3, 2012
Tunggu hingga kecupku berlabuh
Waktu,
Berhentilah barang sebentar
Atau mundurlah sedikit
Ada kecup yang menunggu berlabuh
Di kening sang kekasih
Yang sedang terjaga
Menungguku pulang
Waktu,
Tahukah bahwa aku
Telah menghabiskan milyaran detik
Menerjang ribuan jarak meter
Tak bisakah Kau munculkan
padaku sepasang sayap?
Agar mudah bagiku, menerjang gelombang arus jalan
Sehingga, malam ini..
Kecupku tepat bernaung di keningnya
Saat dia beranjak tidur
*inspired by Rectoverso*
Berhentilah barang sebentar
Atau mundurlah sedikit
Ada kecup yang menunggu berlabuh
Di kening sang kekasih
Yang sedang terjaga
Menungguku pulang
Waktu,
Tahukah bahwa aku
Telah menghabiskan milyaran detik
Menerjang ribuan jarak meter
Tak bisakah Kau munculkan
padaku sepasang sayap?
Agar mudah bagiku, menerjang gelombang arus jalan
Sehingga, malam ini..
Kecupku tepat bernaung di keningnya
Saat dia beranjak tidur
*inspired by Rectoverso*
Subscribe to:
Posts (Atom)