Saturday, December 15, 2012

Pada malam itu..

Adalah saat dimana aku ingin memelukmu, sekencang-kencangnya dan seerat-eratnya
Tanpa ada jarak, bahkan spasi yang memisahkan tubuhku yang membutuhkanmu
Berharap waktu membeku, hingga air mataku berhenti
Hanya memperlihatkan tetesan saja,
bukan linangan kepedihan yang mengalir deras

Tahukah kamu bahwa kita berdua adalah candu untuk satu sama lain?
Candu yang dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan kerusakan yang parah
Bukan fisik, bukan materi.. tapi hati dan kehidupan
Candu yang makin lama semakin nikmat; semakin membius
Hingga mampu menyamarkan antara realitas dan imajinasi

Tidak pernah dalam buku rencana hidupku mendapati pengalaman penuh warna
Hal menyenangkan, menyebalkan atau menyedihkan yang dilalui
Bukanlah salah satu harapan yang pernah lahir,
baik dipilih atau memilih menjalaninya

Semakin hari pengalaman ini selalu berhasil
Membuatku tercengang hingga rasanya sesak
Akan perubahan pada pemahamanku
Akan emosi baru yang timbul
Akan cerita yang tertoreh dalam garis takdirku

Tahukah kamu, ada malam yang berharap sapaanku akan menjadi penyemangatmu
Tahukah kamu, ada pundak yang berharap dapat menjadi senderanmu kala kamu ingin diam
Tahukah kamu, ada senyum yang disimpan untuk penghilang bosanmu
Tahukah kamu, ada murid yang merindu akan ajaranmu
Tahukah kamu, ada guru yang siap mendengar keluh kesahmu dan membagi pengalamannya
Tahukah kamu, ada keinginan untuk menjadi anti-tesamu?

Aku ingat, seorang pernah berkata,
"Berharaplah pada hal yang tidak diharapkan, maka hidupmu akan baik-baik saja"
Begitukah kita harus menghadapi hidup?
Apakah semudah itu?
Dan apakah itu mudah?

No comments:

Post a Comment