Thursday, September 5, 2013

Letih 1.1

Kadang aku terlalu letih untuk mendengar
Mendengar mereka yang menyombongkan dirinya
Mendengar mereka yang mengeluh hal yang seharusnya disyukuri
Mendengar mereka berusaha menyakitkan hati yang lain dengan kata

Kadang aku terlalu letih untuk melihat
Melihat mereka yang saling membunuh untuk mencapai posisi juara
Melihat mereka yang cepat berganti topeng namun saling bergunjing mengenai topeng yang lain
Melihat mereka yang merobek mulut, menodai tubuh, atau bersetubuh dengan segelas vodka hanya untuk eksitensi

Kadang aku terlalu letih untuk berbicara
Berbicara bahwa perbedaan bukan untuk dimusuhi, tapi disingkapi dengan damai
Berbicara untuk menjelaskan tentang sebuah masalah yang punya berbagai sudut pandang
Berbicara eksistensi, benda, orang, bahkan makanan sekalipun adalah hal yang fana.
Yang tidak akan dibawa ke liang lahat


Kadang aku terlalu letih untuk menjadi manusia

Tuesday, June 11, 2013

Tentang Cinta (Prolog)

Hari ini akhirnya datang juga
Yang mungkin membuat hidupku, hidupmu atau dia akan berubah
Aku menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri
Saat dia lahir, perlahan-lahan keluar dari diriku
Saat dia membuat kupu-kupu di perutku terbang tidak beraturan
sehingga membuatku mulas tidak tertahan
Saat dia membuat kepalaku pecah berantakan
dan dengan mudahnya membuat logikaku berserakan

Dan pada waktu itu aku yakin,
bahwa dia akan menjadi sesosok yang mungkin dibenci atau digilai
Aku yakin betul bahwa memang itu adalah takdirnya
Menjadi defisini dari perkawinan antara hati dan logika

Cinta adalah namanya
Dan kisahnya akan dimulai dari hari ini

Monday, June 3, 2013

Ragu pada rindu

Aku tau kamu mau
Kamu tau aku mau

Hanya saja aku malu
Malu mengaku

Mengaku bahwa aku rindu
Rindu tanpa ragu


Tuesday, April 23, 2013

Malam malam

"Kamu ga pulang?"

Aku menggelengkan kepala

"Dijemput"

Sekali lagi kepalaku menggeleng

"Kamu kenapa ga pulang?"

Dia diam

"Jemput?"

Dia mengangguk

Entah mengapa mata ini memanas
Jika mata adalah bagian tubuh yang paling jujur, mungkin dia akan berteriak
Berorasi padanya untuk tidak meninggalkan aku disini sendiri

Mungkin aku bisa jadi perempuan itu
Mungkin dia bisa jadi laki-laki itu
Yang ditinggal pergi
Yang menatap sepi
Yang menunggu hari

Untuk malam ini saja
Bisakah aku tidak menjadi wanita itu
Dan dia tidak menjadi pria itu?

Monday, April 8, 2013

Ada apa diantara masalah?

Setiap kejadian sebenernya memiliki Hikmah tersendiri bukan?
Atau kata yang paling sering saya gunakan untuk ini adalah "pencerahan diantara masalah".

Mengapa saya pakai kata diantara; karena saya sering kali menemukan pencerahan itu kala saya sedang berhadapan dengan masalah, bukan hanya pada saat masalah tersebut sudah selesai. Berkat pencerahan yang muncul saat masalah itu ada, saya jadi bisa menyelesaikan masalah itu dengan pola pikir yang sehat dan tanpa menimbulkan marah, kesal, emosi berlebih darinya. Bahkan sering kali, pencerahan itu memunculkan pencerahan lainnya meski dalam konteks yang berbeda. Iya, layaknya regenerasi pencerahan dalam diri

Seringnya, manusia jarang sekali mau mencari atau melihat pencerahan yang sesungguhnya menguntungkan baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Memang tidak mudah menemukan pencerahan dari tiap masalah atau kejadian yang menghampiri pribadi, saya akui itu. Butuh kesiapan hati dan pikiran yang terbuka untuk dimasuki oleh pencerahan. Dan disitulah sulitnya.. Sulit untuk manusia membuka hati yang penuh dengan kedengkian, kebencian, dan penyakit hati lainnya. Sulit juga untuk manusia melebarkan pikiran yang sering kali penuh dengan kecemasan, asumsi, label dan pikiran jelek lainnya. Entah, mungkin manusia memang sudah memiliki paket itu makanya terkadang dikatakan manusiawi (saya tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk ini).

Menemukan pencerahan di kala berhadapan dengan masalah rasanya memang tidak begitu mengasyikan. Seperti sedang dikuliti pelan, diberi taburan garam setelahnya, dan dijemur kering di terik matahari. Sakit. Bayangkan pikiran dan hati kamu diharuskan bebas dari rasa negatif dan diharuskan menemukan hal positif dari masalah yang mengguncang duniamu, memukul bertubi-tubi pikiranmu atau mengiris hatimu menjadi serpihan. Reaksi paling mudah untuk itu adalah marah, menyalahkan yang lainnya, atau berpikir negatif. Benar?

Dan saya meyakini bahwa hal inilah yang menyulitkan manusia menemukan pencerahan. Dan saya juga menyakini bahwa hal apapun yang diselesaikan atau dijalani dengan memilih reaksi paling mudah ini adalah fana. Sayangnya, memilih hal mudah, semisal menyalahkan orang lain pada peristiwa mengiris hati, adalah yang paling sering terjadi.

Ah andai banyak orang lebih membuka hati ketimbang memilih reaksi paling mudah, mungkin perdamaian dunia tidak lagi menjadi utopis.

Tuesday, April 2, 2013

Perihmu, Perihku

Akhirnya tiba hari ini


Aku dan kamu yang memutuskan untuk pergi
Mencari bahagia dengan caranya sendiri
Mungkin kita terlalu lama saling menyakiti
Tanpa sadar kaki ini telah lelah dan tak kuat untuk berdiri
Berdiri disampingmu hingga akhir nanti

Yang tersisa darimu kini hanya kenangan
Saat kamu menarikku untuk berpegangan tangan
Saat keningku menjadi target kecupan
Saat rinduku yang terhapus hanya dengan pelukan
Saat kita berbagi angan tentang masa depan

"Ah sudah bukan saatnya bersedih", hatiku bilang
"Didepan sana masih akan banyak aral melintang, jangan gamang! "

Cinta tidak pergi, tidak menghilang
Dia hanya butuh diam, butuh tenang
Jika saatnya tiba, cinta akan kembali mencari pasang
Yang menjaga dan mengelilingi dengan rasa sayang

Sayang yang nyata
Sayang yang dewasa


Sayang yang bukan kita


*terinspirasi dari perihmu

Tuesday, March 26, 2013

To my Clark Kent

Strolling along down the road in the evening with the moon and the sky
Hey diddle-diddle the cat in the fiddle my heart jumps over the moon

My hands are held while we're crossing the street
It's all I could hope for
Seeing your smile when I tickle your tummy is all I ever wish for

Sometimes you're sweeter than a pie made of lemon
But sometimes full of secrets like Clark Kent

Twist me around
All I need is someone who's willing to stroke my hair
Like a soft blowing breeze..
My poor sentimental side
Twist me around

I've always dreamed of being couple like Daisy and the famous Donald Duck
Harry and Sally or Bonnie and Clyde all you have to do is knock

Sometimes you're sweeter than a pie made of lemon
But sometimes full of secrets like Clark Kent

Twist me around
All I need is someone who's willing to stroke my hair
Like a soft blowing breeze..
My poor sentimental side

Twist me around
All I need is someone who's willing to stroke my hair
Like a soft blowing breeze..
My poor sentimental side
Twist me around


Tuesday, March 12, 2013

Tentang Kita

Oh Tuan, ternyata aku rindu
Rindu pada definisi tentang kita

Kita yang bersembunyi dari pandangan heran orang-orang
Kita yang mencuri waktu di sela kesibukan masing-masing untuk berdua
Kita yang saling menyelamatkan dari himpitan perasaan dan logika yang terus membelenggu
Kita yang salin membutuhkan karena hanya aku jawabanmu dan kamu jawabanku
Kita yang menjadi paradoks tentang kebersamaan

Aku rindu menjadi kita yang bisa saling menghapuskan pilu
Atau sekedar mengingatkan bahwa luka hati itu tidak perlu

Saturday, March 9, 2013

Simpul Part : Prolog

Biarkan aku berimajinasi malam ini, tentang kita yang menjadi nyata
Bukan sekedar legenda atau khayalan semata
Biarkan aku menenun kisah ini menjadi seindah yang ku mau
Tanpa batasan moral, ruang atau waktu

Biarkan aku menjadi aku yang mencintaimu begitu saja
Terlepas kita akan berakhir menjadi sama
Atau hanya selintas drama


*to be continued*

Wednesday, January 23, 2013

#temukan

Ditengah lautan rumput yang diselimuti cahaya purnama, kau berkata
"tak usah kau cari sapu tangan atau tisu untuk menyeka lelahmu
#temukan saja aku dan akan ku gantung selalu senyummu disitu"
Seraya tanganmu menyelimuti pundakku yang mendadak kedinginan
Dan malam itu kian pekat, semakin gelap
Tapi aku selalu bisa #temukan cahaya pada matamu kala menatapku

"Terima kasih, kamu baik.."
Ujarku sembari mencari-cari  kata agar kita tetap bersama
Mencuri waktu ditengah himpitan rutinitas
Agar aku bisa #temukan kembali
Senyummu yang aku candu

Tapi, tidak di malam ini
Kita mengasing, bersembunyi di balik tembok masing-masing
Berenang bersama pikiran pribadi
Mencoba menelaah akan rasa yang telah kita #temukan berdua

Aku cari apa yang terjadi dengan kita
Namun yang aku #temukan hanya kegelisahan
Dimanakah letak keresahan hakiki?
Itu adalah saat ku #temukan bahwa kita tidak bisa bersatu selamanya

Jika nanti kau rindu
Tak usah cari aku sejauh ragaku yang menghilang
#temukan aku di relung hatimu
yang bergetar meneriakkan hadirku
#temukan aku dalam rindu yang tertuang pada tiap tetesan teh manis hangat
Yang kau minum sore ini  

Aku tidak pergi, tidak juga lari..
Kamu selalu bisa aku..
Di sela-sela jemarimu
Di rambutmu yang teracak
Di kehangat pelukan dari belakang
Di pojok ingatanmu
Bahwa kita pernah saling hadir, dan menjadi ada

Berputar 120 derajat

Pernahkah kamu mengalami atau merasakan sebuah ironi?
Kala hal yang awalnya normal menjadi berputar 120 derajat
Saat yang kau kejar setengah mati ternyata hanya oase
Saat apa yang tidak direncanakan malah terjadi padamu
Dan rencana milikmu tidak pernah menjadi nyata

Aku hanyut, terbawa arus kebimbangan
Tidak kutemukan celah pendirian
Bahkan saat kutemui kebijakan
Tetap, arusmu melumpuhkan

Betapapun aku melawan, tetap saja aku kalah
Entah menyerah atau mengalah..
Mungkinkah rasa ini yang melahirkan kata gundah?
Aku tidak tau, aku menyerah

Friday, January 11, 2013

Menggandakan 12

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan temen-teman terdekat saya dalam acara yang berbeda-beda. Komposisi teman-teman dekat ini adalah 2 orang teman sekelas saat SMA, 4 orang teman kuliah yang sejurusan, 2 orang teman kuliah tidak sejurusan dan 4 orang teman segeng saat SMA. Mereka ini adalah orang-orang yang saya jaga kualitas hubungannya, dimana bertemu dengan mereka secara rutin (entah seminggu sekali atau sebulan sekali) adalah hal yang wajib saya lakukan, semata-mata demi menjaga hubungan ini tetap erat dan dekat. Tentu saja teman-teman saya ini belum tentu saling mengenal satu sama lain karena perbedaan sejarah pertemanan dengan saya, dan tentu saja hubungan kami tidak melulu lancar dan mulus. Namun berada didekat mereka adalah salah satu pelepas stres paling mujarab, tempat belajar paling pengertian dan tempat konsultasi yang sangat bijak. Bagaimana tidak, jika setiap sehabis bertemu dengan mereka saya selalu merasa menjadi baik-baik saja meski saat itu saya sedang dirundung masalah serius, atau saya selalu menjadi lebih pintar dan lebih bijak satu tingkat sedikit dari saya yang sebelumnya.

Ke 12 teman saya ini memang orang-orang yang paling mengerti dan bisa menerima saya apa adanya, mereka adalah orang-orang yang paling tepat untuk menampar saya saat saya melakukan kesalahan atau sandaran yang paling kokoh saya butuh bantuan. Saya pun berusaha bisa menjadi tangan sakti yang siap menampar lembut atau pundak kokoh untuk sandaran kelelahan saat teman-teman saya butuh bantuan saya. Dengan si Perawan Suci yang siap mengeluarkan petuah bijak tentang karir, dengan si Anjarwati yang bisa berbincang mengenai bisnis kreatif dan aktif berorganisasi, dengan si Kesayangan saya bisa berbicara mulai dari puisi, politik hingga ke arti hidup, dengan si Kuping Ndusel dan Jangkung saya selalu dapat motivasi tentang apapun dan lainnya. Ah mereka :")

Oke, sebentar mungkin saya harus jabarkan dulu definisi teman dekat menurut saya seperti apa
Adalah mereka yang bisa dan mau menerima kekurangan dan kelebihan saya tanpa langsung memberikan label atas tindakan baik atau buruk yang saya lakukan. Adalah mereka yang mau menampar saya saat saya melakukan kesalahan dan yang menawarkan pundak saat saya kesusahan. Adalah mereka yang saya tau mau mendengarkan keresahan hati, bukan hanya mereka yang hanya berbicara tentang keresahan hati. Adalah mereka yang saat kita bertemu bukan saling berkata "hai, apa kabar udah lama ga ketemu" tapi langsung bertanya "jadi hidup lo gimana nih? ada cerita apa?". Adalah mereka yang walau tidak bertemu lama, namun rasanya selalu dekat.
Dengan paparan diatas tentu saja membuat nominasi teman dekat menjadi sedikit bukan? Kadang saya merasa sangat picky dalam memilih teman dekat, karena jeleknya saya adalah lebih memilih menjaga hubungan dengan teman dekat ini daripada membuat teman baru yang banyak tapi tidak bisa selamanya bersahabat. Iya, saya lebih memilih kualitas pertemanan dibandingkan dengan kuantitasnya. Dan jeleknya lagi, kadang saya malas berteman serius dan membuka diri dengan orang-orang yang sudah punya asumsi/label tentang saya tanpa mau mengenal saya lebih dalam lagi. Rasanya seperti menjedotkan kepala ke tembok keras dimana hasil akhirnya bisa jadi sakit tapi jebol juga atau kesia-siaan. 

Tapi sekali lagi, salah satu teman baik saya berhasil menampar saya kembali. Bahwa dengan tidak membuka diri kepada orang lain untuk mengenal diri saya sebenarnya adalah kerugian terbesar. Saya jadi mempersempit segala hal yang baik yang mungkin datang dari orang lain, saya juga jadi membiarkan asumsi salah tentang saya tersebar diluar tanpa ada konfirmasi. Saya membiarkan diri saya dinilai salah tanpa ada perlawanan. Mungkin tepatnya bukan perlawanan, tapi membiarkan circle stage 2 dimasuki oleh orang baru.

Baiklah kalo begitu, apakah angka 12 ini akan mengganda jika saya buka lubang pad circle 2 ini?